Pemanfaatan IT di Sekolahku

Pada tahun 2008, tepatnya saya baru masuk ke SMP Negeri 6 Sumenep dan masih kelas 7 (tujuh), komputer yang ada di sekolah katakanlah komputer itu masih kuno atau (kata lainnya: katro, lemot, idiol) dan lama dalam memproses suatu perintah dari manusia. Saya sering mengeluhkannya kepada guru IT saya, supaya komputer yang ada di sekolahku itu diganti dengan yang baru.

Tidak lama kemudian sekolah saya membeli kurang lebih 3 unit komputer yang masih baru dan dilengkapi dengan aksesoris untuk dibuat sebuah jaringan internet.
Kemudian sekolah saya mendapat Internet gratis dari Pemerintah, sekolah saya di pasang antena wi-fi..
Dan ternyata.... WAHHH... manfaatnya sangat banyak sekali. Bisa browsing di Internet,
Fesbukan, Chating, saling berkirim E-mail, dan bahkan bisa VOiP.

Hal yang utama dalam pemanfaatan IT ini adalah perubahan metode belajar di sekolahku dari bukan E-Learning menjadi E-Learning. Yang tadinya setiap pekerjaan rumah, saya dikerjakan pada sebuah buku, sekarang setiap pekerjaan rumah, saya menggunakan sistem berkirim surat atau biasa disebut E-mail.

Identitas Sekolah

Nama Sekolah: UPTD SMP NEGERI 6 SUMENEP
Alamat Sekolah: Jalan Saluran Air Pamolokan
No.Telp: (0328) 665833

1. Nama Yayasan (Bagi Swasta): -
2. NSS/NSM/NDS: 201 052 801 053
3. Jenjang Akreditas: B
4. Tahun didirikan: 1996
5. Tahun beroperasi: 1996 sampai sekarang
6. Kepemilikan Tanah (Swasta): Milik Pemerintah
a. Status Tanah: Hak pakai
b. Luas Tanah: 9.730 m2
7. Status Bangunan: Pemerintah
8. Luas seluruh bangunan: 1.772 m2
9. No. Rekening Sekolah (BOS): 0182197106, Bank BPD Cabang/Unit Sumenep




Sumenep, 9 Desember 2009
Kepala UPTD SMPN 6 Sumenep,


MOH. FAJAR, S.Pd
Pembina
NIP: 131 662 392

Lomba Roket Air di Pemda Kab.Sumenep
Dan Mendapatkan juara III Se Kab.Sumenep

Kepala Sekolah SMPN 6 Sumenep

Pemanasan Global


Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca..